5 Tips Memilih Tas Spunbond yang tepat agar awet dipakai

tas spunbond

Memilih Tas Spunbond

1. Memahami karakteristik bahan spunbond

  • Spunbond mudah dicetak logo perusahaan serta iklan.
  • Murah
  • Dapat digunakan kembali oleh pelanggan sehingga membantu promosi Anda
  • Jauh lebih tahan lama dari kantong plastik
  • Mudah dibersihkan
  • Menarik bagi pelanggan karena tas spunbond banyak pilihan warna
  • Tas termal akan menjaga barang-barang hangat atau dingin
  • Menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan

2. Apa fungsi tas spunbond Anda

Umumnya tas spunbond digunakan sebagai kemasan berbagai produk. Mulai dari makanan, sepatu, pakaian, hadiah, serta masih banyak lagi. Banyak digunakan oleh toko, seperti toko makanan, toko roti, toko fashion, hingga supermarket. Tas spunbond dapat ditemukan dalam berbagai warna, ukuran, style maupun harga. Sesuaikan tas spunbond dengan konsumen serta jenis acara apa tas akan dibagikan.

Berikut fungsi-fungsi tas spunbond populer:

  • tas spunbond belanja (resusable bag)
  • tas gendong
  • tas spunbond serut hadiah
  • tas spunbond tangan dilengkapi ritsleting atau Velcro.
  • tas pakaian
  • tas minuman
  • tas bekal makanan
  • h. tas thermal (stabil terhadap suhu)

3. Pilih kualitas spunbond

Berikut beberapa gambaran berat dari bahan:

  • (10 ~ 40gsm) untuk medis / kesehatan sebagai produk medis sekali pakai
  • (15 ~ 30gsm) popok, produk kesehatan pribadi
  • (60 ~ 100gsm) tas belanja, taplak meja, bahan kemasan, bahan saringan
  • (50 ~ 120gsm) produk rumah tangga, funiture, kasur pegas, seprai hingga interlining koper

Semakin berat bahan spunbond, maka semakin kuat tas spunbond.

4. Desain dan Logo

Pilih warna bahan kontras terhadap warna logo Anda. Semakin besar desain logo maka semakin mudah orang melihatnya. Desain logo berbentuk simpel namun tetap menarik.

Selanjutnya adalah menentukan bagaimana logo akan ditampilkan di tas spunbond.

a. Screen Printing Sablon

Paling populer untuk tas spunbond. Menggunakan gel cair dicampur tinta. Sebuah layar ditempatkan di atas tas. Lalu tinta dioleskan. Layar ini kemudian dipindahkan lalu tas dikeringkan. Layar dapat dicuci air saja.

Keuntungan sablon adalah gambar dapat dikerjakan di warna apapun, tahan lama, tahan air, tidak berbau dan hasil bagus pada bermacam bahan. Kelemahannya adalah dilakukan manual. Bila pencetakan berwarna-warni kemungkinan posisi tidak akurat. Hanya warna solid dapat dicetak layar sehingga Anda tidak bisa gradasi sempurna memakai sablon.

b. Panas / Thermal Transfer Printing

Teknik printing khusus melalui media panas. Ketika menggunakan panas, gambar ditransfer ke kain spunbond. Flesksibel untuk mencetak area kecil atau besar.

Keunggulan teknik ini Anda dapat menunjukkan gradasi atau bayangan secara mudah dan gambar dapat diposisikan dengan benar secara presisi.  Namun kelemahan dari metode ini adalah biaya tinggi.

c. Gravure Printing

Dapat diterapkanuntuk melaminasi tas spunbond. Mesin printing dengan dua buah rol berputar untuk melaminasi rol bahan dengan rol lapisan desain tas spunbond. Cocok untuk pencetakan berwarna skala besar.

Keuntungannya gambar berkualitas tinggi serta prosesnya cepat. Bahan tas menjadi sangat tahan air dan lebih tahan lama. Anda bisa mendapatkan efek matte atau glossy. Namun, tas yang telah dilaminasi ini menjadi sulit untuk terdegradasi oleh alam.

5. Perhitungan produksi

Perhitungkan budget Anda. Semakin banyak kuantitas tas spunbond yang Anda pesan maka harga satuan menjadi lebih murah.

Rencanakan waktu pemesanan Anda. Beri jarak waktu untuk pengiriman sampel, waktu untuk produksi massal, dan waktu pengiriman final. Melakukan perencanaan secara matang, akan membuat acara atau event Anda akan berlangsung menarik dengan kehadiran tas spunbond ini.

Apa Itu Non Woven

Cara untuk mengkategorikan kain non woven (bukan tenunan) adalah melalui memahami metode pembuatannya. Non woven dapat dibagi menjadi tiga kategori: metode dry-laid (peletakan kering), metode wet-laid (peletakan basah), atau metode spun melt (putaran leleh).

Keuntungan utama dari kain nonwoven adalah kecepatan produksi kain dibandingkan kecepatan produksi kain rajutan atau tenunan. Hal ini membuat biaya produksi menjad ilebih rendah. Serta harga jual pun lebih murah.

Tahapan proses pembuatan kain non woven :

Secara garis besar, ada tiga tahapan:

1. Web formation (Formasi jaring)

     a. Serat menjadi kain (metode dry-laid dan wet-laid)

     b. Polimer menjadi kain (metode spun melt)

2. Web bonding

3. Finishing treatments

Tipe Metode Web Formation

Bahan utama berasal dari staple fiber maupun continuous filament, baik sintetis atau alami (wool). Staple fiber pendek dapat dicampur jenis serat lainnya. Staple fiber maupun continuous filament dibuat dalam diameter bervariasi. Biasanya diameter serat diukur satuan D.P.F. (Denier per filament).

1. Metode Dry-Laid

1a. Air-Laid (Metode Aerodinamik)

Menggunakan bahan dasar staple fiber pendek. Metode menghasilkan jaring serat berorientasi acak.

Serat berukuran 1-15 mm. Partikel terdistribusi di udara dengan berbagai cara. Umumnya menggunakan pisau berputar. Akan menghasilkan awan serat di ruang peletakan. Serat kemudian diangkut melalui udara menuju belt conveyor yang dapat dilalui cairan atau gas, lalu diterapkan proses penghisapan di area ini. Proses ini mengumpulkan serat ke permukaan conveyor untu membentuk jaring.

1b. Carding (Metode Mekanikal)

Carding bertujuan memisahkan staple fiber menjadi serat individu. Lalu memulai proses paralelisasi hingga membentuk jaring. Metode mekanis, di mana serat dipegang oleh satu sisi permukaan. Sedangkan sisi permukaan lainnya menyisir serat untuk memisahkan gumpalan serat menjadi serat individu. Pusat mesin adalah silinder logam besar yang berputar dilapisi dengan card clothing. Card clothing terdiri dari jarum, kawat, atau gigi logam halus yang ditanam pada kain tebal maupun rangkaian logam. Sebagian logam silinder dikelilingi oleh sabuk yang membentuk loop dengan jumlah banyak namun memiliki lebar kecil. Flat besi cor diposisikan di bagian atas silinder. Bagian atas silinder dilapisi rol seluruh sisi serta gulungan polos di flat logam roller-atas.

Serat dimasukan melalui konveyor miring atau kotak logam besar dalam bentuk rata atau lembaran. Lalu dibuka ke bagian-bagian kecil oleh lidah mesin, selanjutnya disuplai ke silinder. Jarum dari dua permukaan berlawanan silinder serta flat atau roller cenderung berlawanan arah dan bergerak dengan kecepatan berbeda. Silinder utama bergerak lebih cepat dari flat, karena jarum berlawanan dan kecepatan berbeda, sekumpulan serat ditarik lalu disisir terpisah. Di flat roller-atas pemisahan terjadi antara roller yang berputar dan silinder. Roller pemisahan memilih bagian lebih besar lalu menyimpan kembali pada silinder. Serat selaras dengan arah gerak mesin dan membentuk jaring yang menyatu di bawah permukaan jarum silinder utama.

2. Metode Wet-Laid

Prinsip wet-laid mirip prinsip pembuatan kertas. Perbedaannya terletak pada banyak serat sintetis yang digunakan. Bubur encer gabungan air serta serat diendapkan pada layar kawat bergerak. Kemudian dikeringkan membentuk sebuah jaring. Jaring ini lebih dikeringkan, dikuatan, ditekan diantara rol, lalu dikeringkan kembali. Sering dilakukan penambahan dengan pengikat pada tahap akhir. Jaring berorientasi acak. Kekuatan jaring umumnya hampir sama di semua arah pada bidang kain.

3. Metode Spun Melt

Jaring yang dibuat dengan cara paling cepat, yaitu membuat pintalan filamen berbentuk bahan plastik cair.

Spunbond adalah metode paling cepat membuat kain non woven. Continuous filament yang berbahan polimer diputar dan dibentuk cepat. Umumnya, polimer meleleh dibentuk dalam proses spunbond. Pembentukan jaring continuous filament diendapkan pada belt conveyor dengan banan hisap.

Tipe Metode Web Bonding

1. Pengikatan Mekanis

1a. Hydroentanglement

Hydroentanglement (spunlace) memproses serat secara mekanis sehingga terjerat bersama. Menggunakan mesin jet berkecepatan tinggi air yang ditembakan ke jaring. Tekanan air mencapai 20-600 bar. Jet dapat mengatur ulang  pola ikatan serat, serta dapat digunakan memberi pola pada jaring.

1b. Needlepunching menggunakan jarum berduri

Menggunakan gerakan berulang jarum berduri pada jaring untuk membuat serat terjerat bersama. Bagian-bagian serat dikumpulkan oleh kait jarum yang bergerak ke atas dan ke bawah. Membantu menciptakan struktur serat untuk kekuatan jaring.

2. Pengikatan Panas

Serat termoplastik dapat dilembutkan serta dicairkan saat dipanaskan. Menggunakan roller press (calender) atau oven. Serat secara efektif meleleh lalu menyatu saat pemberian panas. Proporsi dari serat meleleh dapat dikontrol untuk mencegah kain terlalu kaku atau tipis. Suhu yang digunakan harus memperhatikan suhu leleh serat.

3. Pengikatan Adhesive

Menambahan perekat kimia basah ke jaring melalui berbagai cara. Salah satu metode adalah meresapkan jaring ke cairan perekat. Diperlukan proses pengeringan serta perawatan. Banyak pengikat tergantung karakteristik kimia serat yang digunakan.

Tipe Metode Finishing Treatments

Hasil finishing kain woven dapat disesuaikan dengan kebutuhan industri, mulai dari industri garmen, otomotif, hingga kedokteran. Ada dua tipe perlakuan finishing.

Metode Dry Finishing : Shringkage, Glazing, Crabbing, Calendering, Pressing, Perforating.

Metode Wet Finishing : Coloration, Printing, Anti Static Finishing, Hygiene finishing, Dust bonding treatment, Absorbent, Repellent finishes.

Penggunaan Kain Non Woven

Spunbond : tirai rumah sakit & baju bedah, lembaran pengering, interlining, sebagai kain untuk keperluan beragam

Carding : karton warna, kain pelembut, tisu, interlining

Air-laid : tisu medis maupun industri, tisu pelembab, produk kebersihan

Wet-laid : kertas, media filtrasi.

[instagram-feed num=2 cols=2]